RH MUTIARA IMAN
Minggu, 16 September 2012
(Penulis: Rm. Rudi Rahkito, OMI)
Mutiara Iman:
"Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia"
[Markus 8:33]
BACAAN PERTAMA - Yesaya 50:5-9a;
5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
8 Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku berperkara?
Biarlah ia mendekat kepadaku!
9.a. Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
MAZMUR TANGGAPAN - Mazmur 115:1-9;
BACAAN KEDUA - Yakobus 2:14-18;
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!," tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan," aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
BACAAN INJIL - Markus 8:27-35;
27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?"
28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.
31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
MEDITATIO:
Dalam Injil hari ini, dikisahkan percakapan Yesus dengan para murid-Nya tentang siapakah Dia menurut para murid. Dalam percakapan tersebut, Petrus di satu sisi menjadi murid yang jawabannya dinilai paling tepat. Ia mengenali bahwa Yesus adalah Mesias. Namun di sisi lain beberapa saat kemudian Petrus justru menjadi murid yang mendapatkan sebuah teguran keras dari Yesus. Yesus menegurnya karena Petrus "sok tahu" tentang masa depan Yesus.
Diakui atau tidak, kita pun sering jatuh ke dalam kecenderungan untuk menjadi orang-orang yang "sok tahu" atau sok pandai. Bila tidak lekas disadari, kecenderungan semacam ini akan merugikan diri kita sendiri. Karena kecenderungan ini, bisa saja orang lain kemudian akan menganggap kita sebagai orang yang sombong atau mereka akan menjauhi kita dan tidak mau berteman lagi dengan kita.
CONTEMPLATIO:
Pejamkan mata Anda selama beberapa menit. Ingatlah kembali salah satu peristiwa di dalam hidup Anda saat Anda bersikap/bertindak "sok tahu" dan akhirnya hal itu justru tidak memberikan manfaat apapun bagi Anda kecuali perasaan hampa atau malu. Belajar untuk selalu bersikap rendah hati, tidak sok tahu tetapi rela diberitahu oleh sesama.
ORATIO:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk menjadi seseorang yang rendah hati. Amin.
MISSIO:
Dalam perjumpaan dengan orang-orang yang ada di sekitarku hari ini, aku akan membawa diri sebagai orang yang rendah hati dan tidak "sok tahu".
Tuhan memberkati!