Ign 23 Juli 2013

"Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"

(Kel 14:21-15:1; Mat 12:46-50)

"Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah
murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Salah satu dampak negatif gerakan desentralisasi, dalam rangka
memberdayakan daerah, adalah primordialisme, fanatik daerah dan kurang berwawasan kebangsaan. Hal yang sama juga muncul partai polotik keagamaan yang kurang berwawasan kebangsaan. Warga atau partai yang tidak atau kurang berwawasan kebangsaan pada umumnya tidak handal terhadap aneka perkembangan dan pertumbuhan zaman. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua, umat beriman, untuk berwawasan luas, tidak hanya tingkat bangsa, melainkan internasional, karena kita semua adalah sama-sama ciptaan Allah. "Siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu", demikian sabda Yesus. Marilah kita bangun, perdalam dan perkembangkan persaudaraan atau persahabatan sejati antar kita. berkali-kali saya ingatkan dan ajak bahwa untuk membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati antara lain adalah berusaha menghayati apa yang sama secara mendalam dan handal, sehingga apa yang berbeda akan fungsional membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Kami berharap siapapun yang berpengaruh dalam hidup bersama senantiasa mengusahakan hidup persaudaraan atau persahabatan sejati. Sebagai warga Indonesia marilah kita hayati dan sebarluaskan sila kedua dan ketiga: Kemanusiaan yang adil dan beradab serta Persatuan Indonesia. Kita perangi dan berantas secara tuntas aneka gerakan yang berusaha memecah belah atau merusak persaudaraan atau persahabatan sejati. Para palaku perusakan atau pemecah belah pada umumnya adalah orang-orang bayaran atau bersikap mental materialistis, dan sering berkedok pada agama tertentu.

· "Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang
dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu."
(Kel 14:31). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, bahwa jika kita setia pada perintah dan kehendak Tuhan pasti selamat dalam perjalanan hidup kita, dan apa-apa yang kita harapkan atau cita-citakan yang sesuai dengan kehendakNya pasti terwujud pada waktunya. Maka meskipun harus menghadapi tantangan atau tugas berat dalam penghayatan iman kepada Tuhan, hendaknya kita tidak putus asa atau frustrasi. Percayalah pada orang-orang yang diutus Allah, yang mengingatkan dan mendampingi kita, misalnya para pemuka agama seperti kyai, imam/pastor, pendeta dst.. Marilah kita ingat dan kenangkan pengalaman saudara-saudari kita di Filipina ketika berrevolusi:
mereka, para ibu dan suster dengan bersenjatakan rosario, menghadapi tentara Presiden Marcos lengkap dengan tank dan bersenjatan modern:
rosario dapat mengalahkan senjata modern. Dengan kata lain marilah kita hadapi aneka kekerasan yang ada dalam kehidupan bersama kita dengan rendah hati dan lemah lembut. Kita juga dapat berpegang pada doa Fransiskus Assisi: "Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cintakasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa kegembiraan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang"
(PS no 221).

"Karena nafas hidung-Mu segala air naik bertimbun-timbun; segala aliran berdiri tegak seperti bendungan; air bah membeku di tengah-tengah laut. Kata musuh: Aku akan mengejar, akan mencapai mereka, akan membagi-bagi jarahan; nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, akan kuhunus pedangku; tanganku akan melenyapkan mereka!Engkau meniup dengan taufan-Mu, laut pun menutupi mereka; sebagai timah mereka tenggelam dalam air yang hebat." (Kel 15:8-10)

Ign 23 Juli 2013