Saat Teduh Kamis, 20 September 2012
Pembacaan Alkitab: Filipi 2:1-11
Salam
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Ucapan syukur dan doa
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
“TUMPUKAN DAUN”
Filipi 2:4
Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
RENUNGAN
Aku memperhatikan dari jendela, pembantu tetangga sebelah meletakkan sekantong dedaunan kering di trotoar depan rumah kami. Saat ia mendorong tumpukan daun dengan mobil pembersih ke tepi jal an, aku menyadari masalah yang akan ditimbulkan timbunan daun itu. Lingkungan tempat tinggal kami rimbun ditumbuhi pepohonan. Di musim gugur, jalan cepat tertutup tumpukan daun. Dinas kebersihan kota hanya dapat mengangkut tumpukan daun itu sebulan sekali. Trotoar di depan rumah tidak cukup untuk tumpukan daun.
Aku berbicara dengan pria itu dan menjelaskan masalah itu. Pria itu menjawab, “Ini jalan milik kota, dan kita dapat meletakan apa saja di atasnya.” Tampaknya remeh, namun aku tetap saja kesal dengan ketidaksopanan dan ketidakpeduliannya.
Paulus meminta jemaat di Korintus mengupayakan kesejahteraan orang lain [1 Korintus 10:24 - Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.] dan juga menuliskan, "……. Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. [1 Korintus 10:23].
Ucapan dan sikap pekerja tadi membuatku merenungkan bagaimana kita memperlakukan orang lain sehari-hari. Apakah kita memperlakukan mereka dengan baik? Apakah kita mencoba meringankan beban mereka serta memuliakan Allah melalui cara kita berbicara dengan mereka?
Doa:
Allah Maha Penyayang. Tolong kami agar peka melihat kebutuhan orang di sekitar kami dan melayani mereka dengan sukacita. Amin.
Doa syafaat:
Mereka yang bekerja di luar rumah.
Pokok pikiran:
Perlakuan kita pada orang lain dalam perkara kecil dapat menjadi kesaksian besar bagi Kristus.
Dikutip dari:
Saat Teduh – BPK Gunung Mulia – Jakarta – Indonesia
Kamis, 20 September 2012
Copyright © 2011 The Upper Room
Vol. 77 No. 1. ISSN 0042-0735, GST # 128363256. ISSN 0854-1760
Karen Asire (South Carolina, Amerika Serikat)